Peran Ibadah dalam Membentuk Komunitas Pascakrisis Oleh: Khilmi Zuhroni Pendahuluan Krisis sosial dan ekonomi yang melanda masya...
Peran Ibadah dalam Membentuk
Komunitas Pascakrisis
Oleh:
Khilmi Zuhroni
Pendahuluan
Krisis sosial dan ekonomi yang melanda masyarakat akibat pandemi,
konflik, atau bencana alam telah memberikan dampak yang mendalam dan kompleks,
baik pada aspek fisik maupun psikologis. Dalam konteks Indonesia dan
negara-negara mayoritas Muslim lainnya, ibadah zakat, puasa, dan haji tidak
hanya menjadi ritual spiritual semata, melainkan juga berfungsi sebagai pilar
penting dalam sistem sosial yang menopang ketahanan dan pemulihan pascakrisis.
Ibadah-ibadah tersebut mengandung nilai-nilai kolektif, solidaritas sosial, dan
kepedulian terhadap sesama, yang kesemuanya menjadi sangat relevan dalam
memperkuat kapasitas masyarakat untuk bangkit kembali dari kerusakan sosial dan
ekonomi.
Secara historis, zakat sebagai kewajiban umat Islam memiliki
peranan vital dalam redistribusi kekayaan dan menyediakan jaring pengaman
sosial bagi kelompok rentan. Dalam situasi krisis seperti pandemi COVID-19,
lembaga zakat di Indonesia, seperti BAZNAS dan Lembaga Amil Zakat (LAZ), telah
menunjukkan efektivitasnya dalam mendukung pemulihan ekonomi masyarakat.
Contohnya, berbagai program zakat produktif yang difokuskan pada pemberdayaan
usaha mikro dan bantuan konsumtif bagi masyarakat miskin memberikan kontribusi
nyata dalam menjaga stabilitas ekonomi lokal dan sosial (Rosadi &
Athoillah, 2015; Kurniawan et al., 2020). Studi empiris menunjukkan bahwa
program-program ini mampu meningkatkan pendapatan penerima manfaat dan
memperkuat solidaritas komunitas di tengah tekanan krisis.
Sementara ibadah puasa Ramadan, selain sebagai bentuk pengabdian
spiritual, juga berperan dalam rekonstruksi psikososial. Puasa meningkatkan
ketahanan mental individu serta memperkuat jaringan sosial melalui praktik
kolektif seperti dzikir dan doa bersama. Studi Bentley et al. (2020) dalam
komunitas Muslim Somalia memperlihatkan bagaimana penggabungan ritual keagamaan
dalam model Islamic Trauma Healing efektif dalam mengurangi gejala Post-Traumatic
Stress Disorder (PTSD) dan memperkuat solidaritas sosial pascabencana
(Bentley et al., 2020). Dalam konteks Indonesia, puasa turut membangun
ketahanan spiritual yang menjadi fondasi kuat untuk pemulihan sosial.
Ibadah haji, meskipun sifatnya ritual tahunan, memiliki kontribusi
sosial budaya yang signifikan dalam proses rekonstruksi identitas dan
solidaritas komunitas pascakrisis. Pelaksanaan haji menumbuhkan ikatan global
umat Islam sekaligus memperkuat jalinan komunitas lokal melalui nilai-nilai
kesabaran, pengendalian diri, dan persaudaraan universalis (Clarke, 2019).
Studi kasus rekonstruksi pasca-tsunami Aceh menegaskan bahwa simbol-simbol dan
praktik ritual keagamaan berperan sebagai media rehabilitasi psikologis dan
rekonstruksi sosial.
Dengan demikian, kajian ini berupaya mengisi kekosongan literatur
terkait peran spesifik zakat, puasa, dan haji sebagai instrumen resilience dan
recovery dalam dinamika sosial-ekonomi pascakrisis. Penekanan analisis akan
diarahkan pada bagaimana praktik ibadah tersebut membangun kapasitas sosial,
memperbaiki kesejahteraan ekonomi, serta memperkuat identitas dan solidaritas
kelompok terdampak di Indonesia.


Tidak ada komentar