Berbicara pendidikan karakter, tantangan dunia pendidikan saat ini sungguh berat ditengah berbagai fenomena pergaulan bebas, media sosial, k...
Hal tersebut
diungkapkan oleh Kepala SMP Negeri 2 Sampit, Rohana, S.Pd, dihadapan siswa-siswi
kelas VII dalam sambutan pembukaan kajian keislaman Sabtu pagi (6/9/2025) di
Aula kegiatan SMP Negeri 2 Sampit, yang mengangkat tema : Adab Pergaulan Remaja
dalam Islam.
Acara yang
berlangsung mulai pukul 7.00 pagi tersebut dimulai dengan shalat Dhuha
berjamaah di lapangan SMP Negeri 2 Sampit. Shalat dipimpin langsung oleh Ustadz
Khilmi Zuhroni yang dihadirkan sekaligus untuk mengisi kajian Penguatan
Karakter keislaman. Usai shalat Dhuha berjamaah, doa dan zikir pagi, acara dilanjutkan
dengan kajian keislaman.
Dalam tausyiahnya,
Ustadz Khilmi, menyampaikan bahwa dalam pandangan Islam pergaulan adalah sebuah
keharusan. Sebab tanpa pergaulan tidak mungkin adanya persaudaraan Islam
(ukhuwah Islamiyah). Ketika manusia mengedepankan sikap egois, mementingkan diri
sendiri, menutup diri, tidak mau bergaul, maka bagimana sebuah kehidupan akan
berjalan. Kehidupan hanya akan berjalan manakala ada interaksi sosial, ada
hubungan antar manusia, karena manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa orang
lain. Itulah esensi pergaulan dalam Islam. Pertanyaannya adalah bagaimana kita
mengelola pergaulan dengan benar sesuai syariat?
Kedua, adalah Tafahum. Tafahum berarti
memahami. Memahami bahwa setiap manusia yang diciptakan oleh Allah SWT dengan
berbagai perbedaan tersebut memiliki kesamaan dan kesetaraan, yakni kebaikan
dan kemanusiaan. Setiap kita ingin diperlakukan dengan baik, maka begitu juga
orang lain. Kita tidak suka diejek, maka jangan mengejek orang lain. Kita tidak
suka disakiti, maka jangan menyakiti orang lain. Kesadaran tafahum ini akan
menimbulkan rasa saling menghormati antara sesama, saling menyayangi, toleran,
dan saling menjunjung nilai-nilai rasa kemanusiaan.
Kemudian, ketiga
adalah Ta’awun. Ta’awun berarti tolong-menolong. Dalam pergaulan setelah saling
mengenal, saling memahami harus dilanjutkan dengan saling tolong menolong. Yang
disebut tolong-menolong dalam Islam sudah jelas, yakni tolong-menolong dalam
kebaikan dan ketaqwaan bukan dalam hal kejahatan dan perbuatan dosa. Maka bergaulah
untuk saling membantu, menolong meringankan beban hidup yang dialami
saudara-saudara kita yang kekurangan. Itulah manfaat pergaulan. Dengan bergaul
kita jadi tau ada saudara-saudara kita yang hidupnya kekurangan.
Dan, yang keempat
adalah Takaful yang berarti saling melindungi, saling menanggung. Pergaulan dalam
Islam dilandasi sikap saling melindungi, menjaga, menanggung. Ketika bergaul,
berteman, harus ada rasa saling menjaga jangan sampai teman kita, saudara kita
terjerumus pada hal-hal yang dilarang oleh Allah, pada perbuatan-perbuatan jahat,
permusuhan, berkelahi, tawuran, perzinahan dan sebagainya. Sebab, taman sejati
adalah teman yang membawa saudaranya pada jalan surga bukan malah membiarkannya
terperosok ke jalan neraka.
Itulah esensi
dan adab pergaulan dalam Islam. Insya Allah jika keempat hal tersebut (ta’aruf,
tafahum, ta’awun, dan takaful) dijaga dalam pergaulan, akan terwujud pergaulan
yang kuat, ukhuwah islamiyah yang hebat dan interaksi sosial yang selamat. (red)
Tidak ada komentar