Pimpinan Cabang Nasyiatul ‘Aisyiyah (PCNA) Pahandut kota Palangka Raya menggelar acara Gerakan Mengaji Nasyiatul Aisyiyah (RAJIN), bertemaka...
Sebagai pengantar, Siti Marhamah, S.Pd, selaku ketua PCNA Pahandut, mengatakan bahwa tugas sebagai kader Persyarikatan tujuannya adalah berdakwah. Dalam konteks berdakwah, tidak hanya untuk orang lain, tetapi yang terpenting adalah berdakwah untuk diri sendiri. Yakni sejauh mana dalam memahami dan mengimplementasikan seluruh nilai-nilai agama yang menjadi fondasi utama dalam kehidupan.
“Semua itu dilakukan dengan penuh kesabaran, ikhtiar, dan dengan kepastian dan keyakinan kita semua bisa berubah untuk mencapai kepada hal yang lebih baik lagi, khususnya dalam membaca Al-quran dan adab- adabnya ,” tuturnya.
Hj. Hunainah, mengatakan dalam fenomena sangat menarik yang terjadi di negara-negara sekular, yakni makin “membanjirnya” orang-orang berhijrah menjadi muslim. Salah satu alasannya adalah mereka menemukan kedamaian setelah belajar agama Islam dengan membaca Al-Qur’an. Sesungguhnya, kejadian semacam itu terjadi juga di Indonesia. Namun, mungkin hal itu dianggap sebagai peristiwa biasa karena bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius.
Berdasarkan peristiwa “hijrah” tersebut, sungguh aneh jika ada muslim yang mengalami kegalauan di dalam hidupnya. Apalagi, jika sampai akhirnya mereka murtad. Cukup banyak ayat yang berisi penenang hati. Bahkan kita wajib mengimani kebenaran ayat-ayat Al-Qur’an yang berisi penenang hati sebagaimana telah disarikan isinya memerlukan kecerahan hati.
“Hati muslim mukmin idealnya tercerahkan, Mengapa? Kegiatan pencerahan hati sangat intensif Jika rajin mengaji dalam arti utuh, hatinya pasti tercerahkan,”ujarnya.
Diakhir kajian, Hj. Hunainah, menambahkan jika menghadapi masalah seberat apa pun, mereka optimistis bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti selalu “membersamai” dan pasti menolongnya dengan memberikan solusi terbaiknya. Dengan demikian, mereka dapat menyelesaikannya dengan baik.
Karena berkecerahan hati, muslim mukmin selalu husnuzan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Baginya husnuzan merupakan salah satu wujud ketakwaannya dan justru itulah yang menjadi kunci pembuka pintu solusi dari Ilahi boleh jadi diperolehnya sebelum masalah terjadi. Di hati ada keimanan yang sangat kuat bahwa Allah Maha Tahu yang terbaik buat hamba-Nya dan Dia pasti memberikan yang terbaik. Dengan demikian, mereka dapat melakukan antisipasi sehingga ketika benar-benar terjadi masalah telah ada kesiapan mental.
“Orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. Bagi muslim mukmin, mengaji menjadi ikhtiar pencerahan hati. Makin sering mengaji, makin tercerahkan hatinya,” Tambah nya. (mf)
Tidak ada komentar