Page Nav

HIDE

Pages

Ads Place

https://www.uhamka.ac.id/reg

IHT SMK Muhammadiyah Sampit Resmi Ditutup, Guru Rasakan Kebersamaan dan Makin Optimis

Penghargaan kepada peserta terbaik IHT SMK Muhammadiyah Sampit Sampit – Suasana hangat bercampur haru menyelimuti ruang pertemuan SMK Muhamm...

Penghargaan kepada peserta terbaik IHT SMK Muhammadiyah Sampit

Sampit – Suasana hangat bercampur haru menyelimuti ruang pertemuan SMK Muhammadiyah Sampit pada Rabu sore, 15 Oktober 2025. Setelah tiga hari penuh diskusi, praktik, dan refleksi, kegiatan In House Training (IHT) bertema “Pembelajaran Mendalam, Koding, Kecerdasan Artifisial, dan Penguatan Pendidikan Karakter” resmi ditutup. Bukan dengan seremoni besar, melainkan dengan kesederhanaan yang justru memperkuat rasa kebersamaan dan optimis di antara para guru.

Acara penutupan dimulai pukul 14.30 WIB dipandu oleh Ayu Oktarizza, S.Pd. Sejak awal, suasana cair. Gelak tawa para guru yang telah berbagi pengalaman selama tiga hari berpadu dengan rasa syukur karena kegiatan berlangsung lancar. Dalam sesi pesan dan kesan, Selamat Ramadhan, S.Pd, mewakili peserta menyampaikan refleksi yang menyentuh: “Yang paling berharga bukan hanya ilmunya, tetapi rasa persatuan dan kebersamaan yang tumbuh di antara kita,” ujarnya disambut tepuk tangan panjang.

Ia menuturkan, momen shalat berjamaah dan kultum harian selama IHT menjadi ruang spiritual yang memperkuat karakter guru. “Kebersamaan ini yang akan kita bawa ke ruang kelas,” katanya.

Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Santoso, S.M., menilai IHT sebagai tonggak penting peningkatan mutu sumber daya manusia di sekolah. “Sekolah unggul lahir dari guru yang unggul. IHT ini salah satu bentuk nyata peningkatan kualitas guru. Dengan IHT ini kita makin optimis bisa membawa SMK Muhammadiyah Sampit lebih baik lagi.” ujarnya. Ia juga mengingatkan agar semangat kolaborasi tidak berhenti di ruang pelatihan. “Kita belajar bukan untuk diri sendiri, tapi untuk saling menumbuhkan,” katanya menegaskan.

Kepala SMK Muhammadiyah Sampit, Drs. Tahlirudin, dalam sambutan penutupnya menegaskan bahwa IHT ini bukan akhir, melainkan awal dari langkah baru. “Apa yang dipelajari di sini—tentang pembelajaran mendalam, teknologi koding, dan kecerdasan artifisial—harus dihidupkan di kelas. Pendidikan harus kontekstual dan menginspirasi,” ujarnya.

Tahlirudin juga menyebut kegiatan ini sebagai tindak lanjut dari Bimbingan Teknis (Bimtek) Muhammadiyah di Palangka Raya. “Ini bukti bahwa gerakan pendidikan Muhammadiyah tidak berhenti di pelatihan, tapi terus diimbaskan ke sekolah-sekolahnya. Pendidikan berkemajuan bukan jargon, tapi gerakan nyata,” katanya.

Ia pun memuji praktik spiritual seperti shalat berjamaah dan kultum yang dilakukan selama IHT sebagai bentuk penguatan karakter. “Kita ingin membentuk guru yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak,” ujarnya.

Mewakili pemateri, Ratih Plara Ningrum, S.Pd., mengungkapkan rasa terima kasihnya. Ia menekankan bahwa para pemateri bukan tampil sebagai ahli, melainkan fasilitator belajar bersama. “Kami hanya lebih dulu belajar tentang PM, KKA, dan PPK. IHT ini bukan ajang pamer, tapi ruang berbagi,” katanya.


Bagian paling menghangatkan dari acara penutupan adalah sesi penghargaan. Panitia menobatkan Riska Purwaningsih, S.Pd., sebagai Peserta Terbaik, disusul Anisa Rahmadhani, S.Pd., dan Santoso, S.M. Kelompok Olah Raga keluar sebagai juara yel-yel terbaik, diikuti Olah Rasa, Olah Hati, dan Olah Pikir.

Selain itu, penghargaan unik “Si Paling …” diberikan kepada guru-guru berdasarkan karakter mereka selama kegiatan. Ada “Guru Paling Bijaksana” untuk Nunik Susilowati, M.Ag, “Guru Paling Presisi” untuk Jumiati, S.Pd, “Guru Paling Pembelajar” untuk Siska Safitri, S.Pd, hingga “Guru Paling Enerjik” untuk Etty Silvianni, S.Pd. Kepala Sekolah, Tahlirudin, bahkan mendapat gelar “Pemimpin Supportif” dari panitia.

Beberapa guru tampak menitikkan air mata saat menerima penghargaan. “Rasanya seperti diperhatikan secara pribadi,” ujar salah satu peserta.

Menutup kegiatan, seluruh guru berpelukan dan berfoto bersama. Ratih Plara Ningrum menutup dengan kalimat reflektif, “IHT boleh selesai, tapi semangat belajar tidak boleh padam.”

Kepala sekolah menambahkan satu pesan terakhir yang disambut tepuk tangan meriah: “IHT ini bukan penutup, tetapi pembuka jalan baru. Dari sini, kita melangkah menuju pendidikan yang lebih bermakna dan memerdekakan.”

Redaksi


Tidak ada komentar

Ads Place