Suasa audiensi FKUB dengan Bupati Kotim Sampit— Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menggelar audiensi...
![]() |
Suasa audiensi FKUB dengan Bupati Kotim |
Audiensi dihadiri oleh sejumlah pihak, antara lain Kepala
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kotim, perwakilan Sekretariat
Daerah bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra), anggota FKUB, serta beberapa tokoh
agama, tokoh masyarakat, dan perwakilan organisasi kemasyarakatan (ormas).
Dalam sambutannya, Ketua FKUB Kotim, H. Mudlofar,
menyampaikan laporan kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2025. Ia
menegaskan bahwa FKUB berkomitmen menjaga stabilitas sosial dan memperkuat
dialog lintas agama melalui berbagai program yang melibatkan masyarakat akar
rumput.
“Selama tahun ini, FKUB telah melaksanakan sejumlah kegiatan
penting, mulai dari dialog antar umat beragama, sosialisasi SKB dua menteri di
Kecamatan, hingga pelatihan kader moderasi beragama tingkat SMA/SMK/MA
Sederajat. Semua itu bagian dari upaya menjaga keharmonisan dan memperkuat
semangat toleransi di Kotawaringin Timur,” ujar Mudlofar.
Lebih lanjut, ia memaparkan rencana besar FKUB untuk
menyelenggarakan Kemah Pemuda Lintas Agama 2026, sebuah program yang diinisiasi
untuk menumbuhkan semangat persaudaraan dan kebersamaan di kalangan generasi
muda dari berbagai latar belakang agama dan budaya.
“Program ini kami rancang sebagai wadah pembelajaran
sekaligus perjumpaan lintas keyakinan. Harapannya, para pemuda di Kotim bisa
tumbuh dengan jiwa yang toleran dan siap menjadi pelopor perdamaian di
lingkungannya,” tambahnya.
Mudlofar juga menyampaikan bahwa FKUB telah mengisi seluruh
dokumen administrasi Harmony Award 2025, penghargaan nasional yang diberikan
kepada daerah yang dinilai berhasil menjaga dan mengembangkan kerukunan antar umat beragama. Namun, masih terdapat beberapa bagian yang belum lengkap,
khususnya terkait kebijakan Pemerintah Daerah tentang kerukunan dan nota
kesepahaman (MoU) antara FKUB dan Pemerintah Kabupaten yang hingga kini belum
diformalkan.
“Kami berharap dukungan Bupati untuk mendorong lahirnya
kebijakan dan nota kesepahaman yang lebih kuat antara FKUB dan Pemerintah
Daerah. Ini penting sebagai dasar hukum dan penguatan kelembagaan bagi FKUB
dalam menjalankan fungsinya,” kata Mudlofar.
Menanggapi laporan tersebut, Bupati Kotawaringin Timur, H.
Halikinnor, menyampaikan apresiasi tinggi kepada FKUB atas kiprahnya dalam
menjaga keharmonisan sosial di daerah. Ia menilai, peran FKUB bukan hanya
penting, tetapi juga strategis dalam mendukung pembangunan daerah.
“Kerukunan adalah fondasi utama pembangunan. Tidak ada
pembangunan yang dapat berjalan baik tanpa suasana damai dan harmonis di tengah
masyarakat,” ujar Halikinnor.
Bupati menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten akan terus
memberikan dukungan terhadap program-program FKUB, baik dari sisi kebijakan
maupun fasilitasi kegiatan. Ia juga menyambut antusias gagasan penyelenggaraan Kemah
Pemuda Lintas Agama 2026, yang menurutnya merupakan langkah progresif dalam
membangun kesadaran multikultural di kalangan generasi muda.
“Program ini sangat baik dan inovatif. Di Kalimantan Tengah,
belum ada kegiatan serupa yang menggabungkan unsur edukasi, kebersamaan, dan
toleransi lintas agama secara langsung di lapangan. Jika berhasil, kegiatan ini
bisa menjadi percontohan bagi daerah lain,” tutur Halikinnor.
Ia menambahkan bahwa kegiatan tersebut akan memiliki nilai
simbolis yang kuat bagi Kotim, mengingat daerah ini pernah mengalami konflik
sosial pada tahun 2001. “Kita punya sejarah kelam yang tidak boleh terulang.
Justru dari pengalaman itu, kita belajar untuk memperkuat jembatan kerukunan antar warga. Kegiatan seperti kemah lintas agama akan menjadi simbol kebangkitan
dan kedewasaan masyarakat Kotim dalam menjaga kebhinekaan,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati mengusulkan agar Kemah
Pemuda Lintas Agama 2026 dapat dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari
Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Kotawaringin Timur 2026, yang diperkirakan akan
digelar pada Januari atau Februari mendatang.
Bupati juga mengingatkan pentingnya kolaborasi lintas
sektor, termasuk keterlibatan sekolah, organisasi kepemudaan, dan lembaga
keagamaan. Ia menilai, FKUB perlu menggandeng unsur-unsur tersebut agar
kegiatan benar-benar menyentuh masyarakat luas, bukan hanya kalangan tertentu. (Elzam)
Tidak ada komentar