Page Nav

HIDE

Pages

Ads Place

https://www.uhamka.ac.id/reg

Ungkap Kesyukuran, Umat Konghuchu Kotim Berbagi Berkat

Pengurus FKUB Kotim dalam acara Umat Konghuchu Berbagi SAMPIT  — Suasana hangat dan penuh kebersamaan menyelimuti halaman Kelenteng yang ber...

Pengurus FKUB Kotim dalam acara Umat Konghuchu Berbagi

SAMPIT — Suasana hangat dan penuh kebersamaan menyelimuti halaman Kelenteng yang berdiri di Jalan MT Haryono, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Selasa (23/9/2025). Sejumlah umat Konghuchu berkumpul dalam sebuah kegiatan berbagi berkat, sebuah tradisi yang dimaknai sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan kebaikan dan rahmat-Nya.

Kegiatan ini digelar dengan sederhana, namun penuh makna. Berbagai paket sembako dibagikan kepada masyarakat sekitar, tanpa memandang latar belakang agama maupun suku. Beberapa warga yang menerima bantuan tampak tersenyum haru, merasakan kehangatan dari uluran tangan para umat Konghuchu yang ingin berbagi kebahagiaan.

“Acara umat Konghuchu berbagi ini adalah sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena senantiasa memberikan kebaikan-kebaikan kepada kita,” tutur WS. Suhardi, imam umat Konghuchu Kotim, saat memberikan sambutan.

Menurut WS. Suhardi, tradisi berbagi berkat bukan hanya sekadar rutinitas, melainkan sarana mempererat persaudaraan antarumat beragama dan memperkuat ikatan sosial di tengah masyarakat. “Kami berharap dengan berbagi ini bisa memberikan keberkahan dan manfaat, tidak hanya bagi sesama manusia tetapi juga bagi lingkungan sekitar,” ujarnya.

Harmoni Sosial

Kegiatan yang diikuti puluhan umat Konghuchu ini juga mendapat perhatian dari warga sekitar. Mereka menilai, acara semacam ini menjadi bukti nyata bahwa nilai-nilai kemanusiaan dapat menjembatani perbedaan.

Selain warga penerima manfaat, hadir pula perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kotim yang ikut menerima dan menyalurkan berkat. Keterlibatan FKUB menegaskan semangat persaudaraan lintas iman dalam kegiatan tersebut.

Dewi Dowes Ahad, salah seorang anggota FKUB, menyampaikan apresiasinya. “Kami merasakan langsung ketulusan umat Konghuchu. Berbagi berkat ini adalah bukti nyata bahwa kebersamaan dan saling peduli bisa menjadi jembatan yang menguatkan kehidupan beragama di Kotim,” katanya.

Sementara itu, Drs. Sahlin, anggota FKUB lainnya, menilai kegiatan ini dapat menjadi teladan. “Apa yang dilakukan umat Konghuchu sejalan dengan semangat FKUB dalam menjaga harmoni. Jika setiap komunitas beragama memiliki kepedulian sosial seperti ini, maka potensi konflik akan semakin kecil, dan masyarakat akan lebih rukun,” ujarnya.



Pesan Moral

Kegiatan berbagi dalam ajaran Konghuchu erat kaitannya dengan prinsip Ren, yakni cinta kasih dan kepedulian terhadap sesama. Bagi umat Konghuchu di Kotim, berbagi berkat merupakan implementasi nyata dari ajaran moral tersebut.

Selain itu, kegiatan ini juga berfungsi sebagai pengingat bahwa rasa syukur tidak cukup hanya diucapkan dalam doa, tetapi juga diwujudkan melalui tindakan konkret. Dengan berbagi, umat diajak untuk tidak melupakan orang lain yang membutuhkan bantuan.

“Kesyukuran itu lebih indah ketika dibagi. Apa yang kita terima dari Tuhan sebaiknya bisa memberi manfaat bagi orang lain,” ujar WS. Suhardi lagi.

Peran Komunitas Keagamaan

Kehadiran komunitas keagamaan dalam aktivitas sosial masyarakat menjadi hal yang tak terpisahkan di Kotim. Tidak hanya umat Konghuchu, sebelumnya kelompok agama lain juga kerap mengadakan kegiatan sosial serupa.

Hal ini sejalan dengan semangat pemerintah daerah yang terus mendorong terciptanya kehidupan masyarakat yang rukun dan harmonis. Berbagai kegiatan lintas agama, mulai dari bakti sosial, gotong royong, hingga doa bersama, menjadi bagian dari dinamika kehidupan di daerah ini.

Ketua FKUB Kotim, H. Mudlofar, mengaku bangga dengan keterlibatan umat Konghuchu dalam aksi sosial ini. “Kegiatan ini adalah contoh bagaimana agama hadir membawa manfaat bagi semua. Kami di FKUB berharap kegiatan semacam ini bisa terus berlanjut dan bahkan diperluas, sehingga masyarakat merasakan langsung kehadiran nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Menjaga Tradisi, Merawat Kehidupan

Di tengah arus modernisasi dan berbagai tantangan sosial, tradisi berbagi seperti ini menjadi pengingat bahwa nilai-nilai kebaikan dan kepedulian tidak boleh luntur. Umat Konghuchu di Kotim berusaha menjadikan kegiatan ini sebagai agenda rutin, agar semangat berbagi senantiasa terjaga.

“Harapan kami, acara ini bisa terus berlanjut, bukan hanya sekali dalam setahun. Karena berbagi tidak mengenal waktu, selama kita memiliki rezeki lebih, kita bisa selalu berbuat baik,” tutur salah warga.

Kegiatan berbagi berkat umat Konghuchu Kotim di Sampit tidak hanya meninggalkan kesan mendalam bagi penerima bantuan, tetapi juga menguatkan pesan universal tentang pentingnya saling peduli. Dalam kesederhanaan, kegiatan ini menjadi simbol bahwa rasa syukur sejati diwujudkan melalui tindakan nyata untuk sesama.

Seperti pesan yang disampaikan WS. Suhardi, kebahagiaan sejati tidak datang dari apa yang kita miliki, tetapi dari apa yang kita bagikan. Dari halaman sebuah kelenteng di Sampit, pesan itu bergema, mengingatkan semua orang bahwa keberkahan akan selalu hadir di tengah masyarakat yang saling peduli dan menghargai perbedaan. (Kz)

 


Tidak ada komentar

Ads Place