Pengurus FKUB Kotim dalam acara Umat Konghuchu Berbagi SAMPIT — Suasana hangat dan penuh kebersamaan menyelimuti halaman Kelenteng yang ber...
![]() |
Pengurus FKUB Kotim dalam acara Umat Konghuchu Berbagi |
Kegiatan ini digelar dengan sederhana, namun penuh makna.
Berbagai paket sembako dibagikan kepada masyarakat sekitar, tanpa memandang
latar belakang agama maupun suku. Beberapa warga yang menerima bantuan tampak
tersenyum haru, merasakan kehangatan dari uluran tangan para umat Konghuchu
yang ingin berbagi kebahagiaan.
“Acara umat Konghuchu berbagi ini adalah sebagai bentuk
syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena senantiasa memberikan
kebaikan-kebaikan kepada kita,” tutur WS. Suhardi, imam umat Konghuchu Kotim,
saat memberikan sambutan.
Menurut WS. Suhardi, tradisi berbagi berkat bukan hanya
sekadar rutinitas, melainkan sarana mempererat persaudaraan antarumat beragama
dan memperkuat ikatan sosial di tengah masyarakat. “Kami berharap dengan
berbagi ini bisa memberikan keberkahan dan manfaat, tidak hanya bagi sesama
manusia tetapi juga bagi lingkungan sekitar,” ujarnya.
Harmoni Sosial
Kegiatan yang diikuti puluhan umat Konghuchu ini juga
mendapat perhatian dari warga sekitar. Mereka menilai, acara semacam ini
menjadi bukti nyata bahwa nilai-nilai kemanusiaan dapat menjembatani perbedaan.
Selain warga penerima manfaat, hadir pula perwakilan Forum
Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kotim yang ikut menerima dan menyalurkan berkat.
Keterlibatan FKUB menegaskan semangat persaudaraan lintas iman dalam kegiatan
tersebut.
Dewi Dowes Ahad, salah seorang anggota FKUB, menyampaikan
apresiasinya. “Kami merasakan langsung ketulusan umat Konghuchu. Berbagi berkat
ini adalah bukti nyata bahwa kebersamaan dan saling peduli bisa menjadi
jembatan yang menguatkan kehidupan beragama di Kotim,” katanya.
Sementara itu, Drs. Sahlin, anggota FKUB lainnya, menilai
kegiatan ini dapat menjadi teladan. “Apa yang dilakukan umat Konghuchu sejalan
dengan semangat FKUB dalam menjaga harmoni. Jika setiap komunitas beragama
memiliki kepedulian sosial seperti ini, maka potensi konflik akan semakin
kecil, dan masyarakat akan lebih rukun,” ujarnya.
Pesan Moral
Kegiatan berbagi dalam ajaran Konghuchu erat kaitannya
dengan prinsip Ren, yakni cinta kasih dan kepedulian terhadap sesama.
Bagi umat Konghuchu di Kotim, berbagi berkat merupakan implementasi nyata dari
ajaran moral tersebut.
Selain itu, kegiatan ini juga berfungsi sebagai pengingat
bahwa rasa syukur tidak cukup hanya diucapkan dalam doa, tetapi juga diwujudkan
melalui tindakan konkret. Dengan berbagi, umat diajak untuk tidak melupakan
orang lain yang membutuhkan bantuan.
“Kesyukuran itu lebih indah ketika dibagi. Apa yang kita
terima dari Tuhan sebaiknya bisa memberi manfaat bagi orang lain,” ujar WS. Suhardi
lagi.
Peran Komunitas Keagamaan
Kehadiran komunitas keagamaan dalam aktivitas sosial
masyarakat menjadi hal yang tak terpisahkan di Kotim. Tidak hanya umat
Konghuchu, sebelumnya kelompok agama lain juga kerap mengadakan kegiatan sosial
serupa.
Hal ini sejalan dengan semangat pemerintah daerah yang terus
mendorong terciptanya kehidupan masyarakat yang rukun dan harmonis. Berbagai
kegiatan lintas agama, mulai dari bakti sosial, gotong royong, hingga doa
bersama, menjadi bagian dari dinamika kehidupan di daerah ini.
Ketua FKUB Kotim, H. Mudlofar, mengaku bangga dengan
keterlibatan umat Konghuchu dalam aksi sosial ini. “Kegiatan ini adalah contoh
bagaimana agama hadir membawa manfaat bagi semua. Kami di FKUB berharap
kegiatan semacam ini bisa terus berlanjut dan bahkan diperluas, sehingga
masyarakat merasakan langsung kehadiran nilai-nilai agama dalam kehidupan
sehari-hari,” ujarnya.
Menjaga Tradisi, Merawat Kehidupan
Di tengah arus modernisasi dan berbagai tantangan sosial,
tradisi berbagi seperti ini menjadi pengingat bahwa nilai-nilai kebaikan dan
kepedulian tidak boleh luntur. Umat Konghuchu di Kotim berusaha menjadikan
kegiatan ini sebagai agenda rutin, agar semangat berbagi senantiasa terjaga.
“Harapan kami, acara ini bisa terus berlanjut, bukan hanya
sekali dalam setahun. Karena berbagi tidak mengenal waktu, selama kita memiliki
rezeki lebih, kita bisa selalu berbuat baik,” tutur salah warga.
Kegiatan berbagi berkat umat Konghuchu Kotim di Sampit tidak
hanya meninggalkan kesan mendalam bagi penerima bantuan, tetapi juga menguatkan
pesan universal tentang pentingnya saling peduli. Dalam kesederhanaan, kegiatan
ini menjadi simbol bahwa rasa syukur sejati diwujudkan melalui tindakan nyata
untuk sesama.
Seperti pesan yang disampaikan WS. Suhardi, kebahagiaan
sejati tidak datang dari apa yang kita miliki, tetapi dari apa yang kita
bagikan. Dari halaman sebuah kelenteng di Sampit, pesan itu bergema,
mengingatkan semua orang bahwa keberkahan akan selalu hadir di tengah
masyarakat yang saling peduli dan menghargai perbedaan. (Kz)
Tidak ada komentar