Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Pages

https://www.uhamka.ac.id/reg

Pengajian Non Digital Harus Tetap Digalakkan

Kondisi makin berkurangnya jama'ah yang hadir dalam pengajian-pengajian Muhammadiyah akhir-akhir ini membuat tokoh sekaligus penasihat P...


Kondisi makin berkurangnya jama'ah yang hadir dalam pengajian-pengajian Muhammadiyah akhir-akhir ini membuat tokoh sekaligus penasihat Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kotim, KH. Akmal Thamroh, prihatin.

Menurutnya, perkembangan teknologi digital tidak sepenuhnya menjadi faktor penyebab makin menurutnya minat warga Muhammadiyah untuk menghadiri pengajian. Tidak hanya warga Muhammadiyah yang mulai enggan pengajian, bahkan pimpinan Muhammadiyah pun bisa dihitung dengan jari pada setiap pengajian yang diadakan. Padahal pengajian itu merupakan agenda resmi Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah.

"Saya ga paham juga, dengan kondisi ini. Apakah itu berarti pimpinan Muhammadiyah sudah memahami sepenuhnya keislaman dan Ke-Muhammadiyahan sehingga tidak perlu hadir, atau mereka rutin ikut pengajian yang dilaksanakan secara digital, atau memang pengajian di Muhammadiyah sudah tidak perlu lagi." Tandasnya.

Ia menilai, meski banyak yang lebih memilih pengajian yang digital, tapi apa semua warga Muhammadiyah bisa mengikutinya. 

"Kan tidak juga, banyak warga yang tidak biasa dengan dunia digital seperti saya, membutuhkan bentuk-bentuk pengajian yang non-digital. Karena dengan itu saya sambil silaturahmi, tukar pendapat dan tentu lebih banyak ruang untuk diskusi dan saling interaksi secara fisik," tambahnya.

Dalam konteks metode ta'lim muta'allim atau istilah saat ini belajar, tatap muka itu lebih mudah dalam satu hal, yakni lebih mudah untuk difahami, yang sudah punya dasar saja masih sulit untuk faham, apa lagi bagi yang masih sangat minim.

Makin menjauhnya warga Muhammadiyah dari pengajian, menurutnya akan memiliki dampak yang besar pada penurunan paham keagamaan yang menjadi ciri dan kepribadian Muhammadiyah. Terlebih, saat ini banyak yang bermuhammadiyah hanya sekedar biar ada kegiatan, ada aktivitas organisasi, tanpa keinginan untuk mendalami dan memahami apa sesungguhnya Muhammadiyah itu.

"Ya, kalo memang dirasa bosan dengan penceramahnya misalnya, kan bisa saja dibuat jadwal secara bergiliran, yang penting pengajian itu tetap jalan. Terlebih pengajian untuk pimpinan." Pungkasnya. [Kz]