Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Pages

https://www.uhamka.ac.id/reg

Peras Otak, Lomba Karya Ilmiah Al Quran MTQ Ke-55 MB Ketapang Selesai Jam 19.15

Salah seorang peserta nampak mengamati sumber rujukan Sepertinya, rekor untuk bidang lomba yang paling panjang waktu pelaksanaannya pada MTQ...

Salah seorang peserta nampak mengamati sumber rujukan
Sepertinya, rekor untuk bidang lomba yang paling panjang waktu pelaksanaannya pada MTQ ke -55 tahun 2024 tingkat kecamatan MB Ketapang patut disematkan pada bidang lomba Karya Tulis Ilmiah al Quran (KTIQ). Pasalnya lomba yang berlokasi di SDN 4 Ketapang pada hari Ahad (3/3/2024) tersebut dimulai pukul 8.00 pagi dan baru selesai pukul 19.15 malam. 

Musabaqah  Karya  Tulis  Ilmiah  Al-Qur’an  (KTIQ) merupakan  cabang  musabaqah  yang  menitikberatkan pada  kemampuan  menulis  dengan  mengeksplorasi  isi kandungan Al-Qur’an. Musabaqah KTIQ yang pada umumnya berjalan maksimal 8 hingga 9 jam tersebut, karena adanya kendala teknis ruangan harus menghabiskan waktu hingga 11 jam lebih 15 menit. Meskipun demikian, peserta terlihat tetap semangat membolak balik referensi yang bertumpuk di mejanya, baik berupa buku rujukan, jurnal, makalah-makalah dan data-data terkini untuk mencari sumber rujukan yang tepat guna memperkuat penyajian data, gagasan dan analisis dalam penulisan makalah.

Sementara itu, dalam pengawasannya, dewan juri yang terdiri atas para akademisi dan profesional, yakni Dr. Gita Anggraini, M.Pd., (Dosen UMSA), Dr. Hj. Fatimah Setiani, M.Pd (Dosen UMSA) dan Khilmi Zuhroni, S.Fil.I., M.Esy (Dewan Hakim Tetap KTIQ Kabupaten Kotim), tak henti-hentinya memberikan arahan dan bimbingan terkait teknis manakala ada peserta yang masih kurang memahami dan bertanya terkait standar penulisan karya tulis ilmiah al Quran. 

Dewan Juri (ki-ka : Hj. Fatimah Setiani, Khilmi Zuhroni, Gita Anggraini)
Peserta karya ilmiah al Quran yang berjumlah enam orang, sejak lomba dimulai pada pukul 8 pagi, setelah bertukar laptop antar peserta untuk memastikan karya ditulis sendiri dan secara langsung di arena lomba, terus berupaya memeras otak guna menghasilkan karya ilmiah yang terbaik dengan batasan waktu yang disediakan. Mereka nampak sesekali merenung, membaca ulang tulisan, membolak-balik referensi kemudian jemari mereka kembali hilir mudik di atas tombol-tombol keyboard untuk menuangkan pikiran dari kata demi kata,  kalimat ke kalimat untuk membangun paragraf yang utuh.

Menjelang azan maghrib, beberapa orang peserta berhasil menyelesaikan karyanya yang dilanjut dengan mencetaknya lewat printer dan menuliskan secara manual pilihan ayat-ayat al Quran yang menjadi rujukan teori dan analisis masalah  dari karya mereka. Sedangkan peserta yang lain masih fokus mengejar jumlah halaman yang menjadi batas minimal penulisan karya ilmiah. Hingga tepat pukul 19.15 semua peserta baru berhasil menyelesaikan karya tulis sesuai dengan tema yang diharapkan.

Berbeda dengan bidang lomba MTQ lain yang antusias untuk dilihat, suasana perlombaan karya ilmiah selalu berjalan dengan senyap, sakral, misterius dan tentu tanpa penonton.  [Kz]