Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Pages

https://www.uhamka.ac.id/reg

SMP Dan SMA Muhammadiyah Sampit Adakan Peringatan Isra' Mi'raj 1445 H

Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW merupakan momentum bersejarah, dimana peristiwa tersebut memuat beragam hikmah diantaranya tentang ke...


Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW merupakan momentum bersejarah, dimana peristiwa tersebut memuat beragam hikmah diantaranya tentang keimanan, ibadah dan secara simbolik menggambarkan adanya ikatan yang hakiki antara Islam (Masjidil Haram) dengan Palestina (Masjidil Aqsa).

Tausyiah tersebut disampaikan dalam peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW tahun 1445 yang diselenggarakan secara bersama oleh SMP dan SMA Muhammadiyah Sampit pada Rabu (7/2/2024) bertepatan dengan 26 Rajab 1445 H di Masjid Al Muhajirin Kompleks Perguruan Muhammadiyah Sampit.

Acara yang digelar bersamaan tersebut dihadiri ratusan jaamah, yang terdiri dari siswa-siswi SMP Muhammadiyah Sampit dan SMA Muhammadiyah Sampit, Kepala Sekolah dan seluruh dewan guru, staf tata usaha. Acara dimulai pada pukul 07.00 dan berakhir pada pukul 09.15 Wib. 

Penceramah, Ustaz Khilmi Zuhroni, dalam tausyiahnya menyampaikan bahwa peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW merupakan peristiwa besar, yakni sebagaimana tercatat dalam firman Allah Surat Al Isra' ayat 1 menjelaskan bahwa Allah Yang Maha Suci telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari dari Masjidil Haram Makkah ke Masjidil Aqsha Palestina, sebagai bentuk menunjukkan kebesaran Allah.

Peristiwa yang terjadi pada tahun ke-11 kenabian tersebut membuat geger masyarakat Makkah yang menurutnya (secara akal) tidak mungkin dilakukan oleh manusia sebab jarak tempuh Makkah ke Palestina membutuhkan waktu 40 hari dengan menggunakan unta atau berjalan kaki. Sehingga Nabi Muhammad dicemooh, difitnah sebagai orang gila, dan dicap sebagai seorang pendusta. 

Masyarakat Makkah selanjutnya mulai menerima peristiwa ganjil tersebut manakala Nabi mampu menunjukkan adanya rombongan kafilah yang membawa unta dari Palestina menuju Makkah, serta adanya kesaksian Abu Bakkar As Siddiq yang membenarkan dengan ikhlas semua yang terjadi pada diri Rasulullah SAW. 

Kisah dramatik perjalanan manusia pilihan (Muhammad Al Musthafa) tersebut paling tidak memiliki tiga makna penting yang harus diteladani. Pertama, Umat Islam harus meneladani Abu Bakkar As Siddiq, yang mengutamakan iman dalam menerima peristiwa-peristiwa dalam agama. Sebab banyak hal-hal yang diluar jangkauan akal manusia disampaikan oleh Allah dalam Al Quran yang harus diimani sekalipun secara akal manusia terkadang tidak sanggup menerimanya.

Kedua, Peristiwa Isra' Mi'raj telah membawa perintah ibadah yang paling utama yakni, Shalat. Shalat adalah Mi'rajnya orang yang beriman. Yakni, shalat lah yang menghubungkan antara seorang mukmin dengan Tuhannya. Oleh karena, adanya hubungan yang istimewa melalui shalat ini, maka Allah memerintahkan shalat tidak sebagaimana perintah ibadah yang lain, cukup dengan mengirimkan wahyu melalui perantara malaikat Jibril, tetapi Allah memi'rajkan Nabi Muhammad ke Sidratul Muntaha untuk menerima secara langsung perintah shalat. Dengan demikian betapa dekatnya seorang hamba dengan Tuhannya tatkala seseorang melaksanakan shalat.

Ketiga, Peristiwa perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, sangat jelas menunjukkan berapa kedua masjid ini merupakan tempat yang istimewa bagi umat Islam, karenanya setiap kejadian yang ada di Palestina harus manjadi perhatian umat Islam. Tanah Palestina adalah tanah umat umat Islam sehingga sudah menjadi kewajiban umat Islam di seluruh dunia untuk menjaga, melindungi tanah palestina dari berbagai kerusakan dan penodaan sebagaimana yang saat ini dilakukan oleh bangsa zionis Israel. Islam harus bersatu untuk membebaskan bumi Palestina dari penjajahan Israel, karena di bumi itulah kiblat pertama umat Islam dan disana juga Nabi diangkat oleh Allah ke Sidratul Muntaha untuk menerima perintah istimewa "Shalat" yang diwajibkan bagi seluruh umatnya.

Reporter : Ainnur Rahimah