Page Nav

HIDE

Pages

Ads Place

https://www.uhamka.ac.id/reg

Penguatan Karakter di SMP Negeri 2 Sampit, Penceramah Ajak Teladani Akhlak dan Semangat Islam Para Sahabat

Sampit – Suasana pagi di ruang pertemuan SMP Negeri 2 Sampit pada Sabtu (13/9/2025) terasa berbeda. Ratusan siswa kelas VIII tampak antusias...


Sampit – Suasana pagi di ruang pertemuan SMP Negeri 2 Sampit pada Sabtu (13/9/2025) terasa berbeda. Ratusan siswa kelas VIII tampak antusias mengikuti kegiatan penguatan karakter yang menjadi agenda rutin sekolah setiap Sabtu pagi. Dengan wajah penuh semangat, mereka mendengarkan tausiyah dari penceramah yang dihadirkan secara khusus: Ustazd Khilmi Zuhroni, seorang dosen Universitas Muhammadiyah Sampit (UMSA), anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kotim, sekaligus aktivis Muhammadiyah.

Kegiatan ini berlangsung sejak pukul 07.00 hingga 09.00 WIB, dipandu langsung oleh guru-guru SMPN 2 Sampit dengan dukungan penuh dari Kepala Sekolah Rohana, S.Pd. Mengusung tema “Adab Pergaulan Kehidupan Remaja Menurut Pandangan Islam”, kegiatan tersebut menjadi momentum penting bagi para siswa untuk menimba ilmu sekaligus memperkuat karakter Islami mereka.

Dalam ceramahnya, Ustazd Khilmi menekankan bahwa masa SMP—khususnya usia 14 hingga 16 tahun—bukan lagi dianggap sebagai masa kanak-kanak dalam Islam. “Di usia ini, setiap remaja sudah tergolong dewasa karena kewajiban agama sudah dibebankan kepada mereka,” ujarnya lantang.

Pernyataan itu sontak membuat para siswa terdiam. Mereka diajak untuk merenung bahwa ibadah seperti shalat, puasa, hingga tanggung jawab sosial dan akhlak sudah menjadi kewajiban penuh di usia tersebut. Tidak ada lagi alasan untuk bermalas-malasan dalam menjalankan kewajiban agama.

Ceramah semakin hidup ketika Ustazd Khilmi menghadirkan kisah para sahabat Rasulullah SAW yang berusia belasan tahun, namun sudah berperan besar dalam perjuangan Islam. Salah satunya adalah Abdullah bin Mas’ud, sahabat muda yang berani memperjuangkan akidah sejak usia belasan.

Dengan penuh semangat, beliau menuturkan bagaimana Ibnu Mas’ud pertama kali masuk Islam melalui bimbingan Rasulullah. “Ibnu Mas’ud bahkan berani membacakan Al-Qur’an di hadapan kaum kafir Quraisy meski harus menerima pukulan dan siksaan. Namun penderitaan itu tidak sedikit pun menggoyahkan keimanannya,” jelasnya.

Kisah heroik itu membuat suasana ruangan hening. Para siswa tampak serius mendengarkan, seakan membayangkan keberanian pemuda yang seusia mereka, namun sudah berdiri tegak memperjuangkan Islam di tengah ancaman nyawa.

Suasa shalat Dhuha Berjamaah belum mulai ceramah agama

“Bayangkan, kalau sahabat Rasulullah di usia belasan sudah berani membela kebenaran, mengapa kita yang hidup nyaman di zaman ini tidak bisa meneladani semangat mereka?” tanya Ustazd Khilmi yang langsung disambut anggukan dari para siswa.

Lebih lanjut, Ustazd Khilmi menguraikan konsep membangun pribadi yang baik melalui tiga potensi yang diberikan Allah SWT: jasmani, ruhani, dan akal. Pertama, Potensi jasmani – Pemuda Islam harus menjaga kesehatan tubuh, berolahraga, dan menjauhi gaya hidup buruk. “Rasulullah sangat menyukai pemuda yang sehat, kuat, dan pemberani,” tegasnya.

Kedua, adalah Potensi ruhani – Mental dan akhlak yang kuat harus dibangun sejak dini. Caranya dengan rutin beribadah, membiasakan doa, serta melatih diri untuk berperilaku mulia. “Tubuh yang sehat tanpa ruhani yang kuat hanya akan menjadi beban,” tambahnya.

dan yang ketiga adalah Potensi akal – Remaja dituntut untuk rajin belajar, menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh, dan mengasah kecerdasan. “Islam menyukai umat yang cerdas, karena dengan kecerdasanlah umat ini bisa bangkit,” paparnya.

Pesan ini menggugah para siswa untuk menyeimbangkan ketiga potensi tersebut agar tumbuh menjadi generasi muda yang paripurna.

Tema utama kegiatan kali ini adalah Adab Pergaulan Kehidupan Remaja Menurut Pandangan Islam. Dalam penjelasannya, Ustazd Khilmi menyampaikan bahwa pergaulan adalah sesuatu yang baik dalam Islam, bahkan menjadi kunci lahirnya ukhuwah dan persaudaraan.

Namun, pergaulan harus berlandaskan empat pondasi utama: Pertama,  adalah Ta'aruf (Saling Mengenal). Allah menciptakan manusia berbangsa-bangsa, bersuku-suku, laki-laki dan perempuan agar saling mengenal. Dengan saling mengenal, tumbuh rasa saling menghormati dan menghargai perbedaan.

Kedua, Tafahum (Saling Memahami). Kunci pergaulan yang sehat adalah adanya rasa saling memahami. Tanpa saling memahami, hubungan akan dipenuhi prasangka dan kesalahpahaman. Ketiga adalah Ta’awun (Saling Tolong Menolong). Islam mendorong umatnya untuk saling membantu, tetapi hanya dalam kebaikan dan ketaqwaan. “Tolong-menolong dalam kebaikan itu mulia, tetapi jangan pernah ikut-ikutan dalam keburukan,” tegasnya.

Dan keempat adalah Takaful (Saling Melindungi dan Menjaga). Seorang sahabat sejati bukan hanya menemani dalam suka, tetapi juga menjaga dari perbuatan dosa. “Teman yang baik adalah yang melindungi dari neraka, bukan menjerumuskan ke dalamnya,” ungkap Ustazd Khilmi.

Penjelasan tersebut mendapat sambutan hangat. Para siswa diajak untuk lebih selektif dalam memilih teman serta memperkuat pergaulan yang berorientasi pada kebaikan.

Kepala SMP Negeri 2 Sampit, Rohana, S.Pd, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari program rutin sekolah yang dilaksanakan setiap Sabtu pagi. “Kami ingin anak-anak tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga kuat secara karakter, berakhlak mulia, dan siap menjadi generasi penerus bangsa yang berintegritas,” katanya.

Rohana menambahkan, kegiatan penguatan karakter melalui siraman rohani ini dilaksanakan secara bergilir per kelas. Pada kesempatan kali ini, giliran kelas VIII yang menjadi peserta. “Kami berharap pesan yang disampaikan ustaz dapat dipraktikkan oleh anak-anak dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah,” imbuhnya.

Pantauan di lapangan menunjukkan suasana acara berlangsung penuh khidmat sekaligus semangat. Siswa-siswi mendengarkan dengan serius, sesekali mencatat poin-poin penting yang disampaikan. Beberapa di antara mereka tampak mengangguk setuju, bahkan ada yang terharu mendengar kisah perjuangan Ibnu Mas’ud.

Seusai acara, sejumlah siswa mengungkapkan kesan mendalam. “Saya jadi sadar kalau di usia ini sudah punya kewajiban penuh untuk beribadah. Ceramah tadi membuat saya semangat untuk lebih rajin shalat,” ujar seorang siswa kelas VIII.

Siswa lainnya, menuturkan, “Saya suka ketika ustaz menjelaskan tentang teman yang baik itu harus bisa menjaga kita. Itu membuat saya berpikir untuk lebih hati-hati dalam memilih sahabat.”

Kegiatan penguatan karakter di SMPN 2 Sampit ini bukan hanya sekadar pengajian rutin, tetapi menjadi langkah nyata untuk mencetak generasi yang sehat jasmani, kuat ruhani, dan cerdas akal. Pesan-pesan yang disampaikan Ustazd Khilmi menjadi pengingat bahwa remaja Islam harus siap menjadi penerus perjuangan umat, sebagaimana para sahabat Nabi yang sejak usia belasan sudah menunjukkan keberanian dan keimanan luar biasa.

Dengan bekal pemahaman tentang adab pergaulan, para siswa diharapkan mampu membangun hubungan sosial yang sehat, menjauhi pergaulan negatif, serta menumbuhkan budaya saling mengenal, memahami, menolong, dan melindungi.

Acara ditutup dengan membaca lantunan istigfar dan doa bersama yang dipimpin langsung oleh Ustazd Khilmi Zuhroni. Seluruh siswa tampak khusyuk menundukkan kepala, memohon agar diberi kekuatan untuk mengamalkan ilmu yang telah didapat.

Program penguatan karakter di SMP Negeri 2 Sampit ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan formal dapat bersinergi dengan nilai-nilai keagamaan untuk membentuk generasi muda yang unggul, berkarakter, dan berakhlak mulia.

Seperti yang disampaikan Ustazd Khilmi, “Pemuda Islam harus berani, bersemangat, dan berakhlak mulia. Itulah yang akan menjadikan kalian generasi kuat, penerus bangsa, dan pembela agama.”

Pesan itu menggema di ruang pertemuan, meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta. Bagi siswa kelas VIII SMPN 2 Sampit, Sabtu pagi itu bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan titik awal untuk menapaki jalan menuju pribadi yang lebih baik. [Red]

 

Tidak ada komentar

Ads Place