Sebuah pepatah mengatakan bahwa jika kita menyemai kebaikan maka itu ibarat sebuah cahaya yang tak perlu dipromosikan pun orang akan mendata...
TVRI mengangkat sosok inspiratif tersebut dengan judul “Hangat Pelukan Ummi”. Tayangan cerita inpirasi ini diawali dengan banyaknya orang yang memanggil sosok Farida dengan sebutan Ummi. Dimulai dari anak-anaknya yang memanggil sosok ibu dengan sebutan Ummi kemudian saudara dari suaminya dan menjalar ke orang dekat, tetangga dan akhirnya banyak orang mengenalnya dengan panggilan Ummi. Tidak salah bahwa panggilan Ummi dilekatkan padanya, karena tidak hanya bagi anak-anaknya Ummi Farida juga terkenal dengan keramahtamahan dan kesabaran yang luar biasa, terlebih dalam mengajari, membimbing dan menghadapi anak-anak yang menjadi muridnya di Sanggar Pelangi.
Sosok kelahiran Malang ini memulai hidup di Barito Selatan setelah menikah dengan pemuda dayak tahun 1992 yang juga merupakan tokoh disegani di Barsel, yaitu H Rahmanto Rahman (Alm). Ummi Farida menyemai kebaikan dengan mendirikan tempat untuk anak-anak belajar mewarnai, menggambar dan melukis yang kemudian diberi nama Sanggar Pelangi. Kesukaan dalam menggambar dan menulis saat Ummi kecil terbawa hingga sekarang sehingga memotivasi beliau untuk terus mengajari anak-anak menggambar dan mewarnai hingga dapat meraih prestasi dalam berbagai event lomba di Barito Selatan.
Ummi Farida dan Sanggar Pelangi-nya sebagai semacam tempat “kursus” menggambar dan mewarnai tak pernah memungut biaya kepada anak-muridnya yang ikut belajar di sana. Anak-anak diberikan kertas dengan pola gambar tertentu sesuai kemampuannya kemudian dibimbing satu-persatu mulai dari 1 warna, 2 warna hingga kombinasi beragam warna. Tak peduli darimana dan siapa yang ikut belajar, Ummi Farida dengan senang hati membimbing agar anak-anak dapat menuangkan idenya dalam bentuk gambar tiap hari minggu pukul 8 hingga 10 pagi.
“Saya punya keterampilan, punya teknik mewarna, bismillah ini sebagai lahan amal” tutur Ummi Farida. Keuletan dalam mengajari anak-anak mewarnai sangat berkesan bagi alumni yang berhasil meraih prestasi bidang mewarna dan menggambar. Menghadapi anak kecil memang membutuhkan tingkat kesabaran yang tinggi. Berbekal dengan banyak membaca mengenai psikologi anak menjadikan Ummi benar-benar menjaga untuk tidak bersikap kasar baik kepada anak sendiri maupun anak-anak didiknya. Ummi menganggap hadirnya anak-anak tersebut sebagai amanah dan investasi. Selain itu, Ummi Farida memahami bahwa dasar agama Islam yang berupa nilai-nilai moral dan Akhlaqul Karimah adalah hal penting untuk diajarkan dan dicontohkan sedini mungkin.
Kepedulian terhadap perempuan menjadikan Ummi Farida membuka peluang amal sholeh lainnya. Ummi Farida kemudian berfikir untuk menaungi beberapa teman perempuan di sekitarnya, agar perempuan-perempuan ini lebih berdaya dan berguna, baik untuk kehidupan sendiri maupun lingkungannya. Ummi lantas membentuk sebuah wadah yang diberi nama Yayasan Pelangi Insan Harati, sebuah lembaga pendidikan anak usia dini. Lembaga pendidikan ini terdiri dari Tempat Penitipan Anak, Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-Kanak (TK) Nurul Fikri.
Dalam lembaga pendidikan dibawah Yayasan Pelangi Insan Harati, biaya bulanan yang ditetapkan disebut Infaq yang sepenuhnya diberikan kepada Ibu-ibu guru yang mendidik anak-anak, sehingga tidak ada sifatnya untuk mencari keuntungan dalam yayasan. Bahkan tanah yang digunakan untuk yayasan tersebut adalah milik pribadi yang sudah direncanakan untuk dihibahkan kepada yayasan. Dalam menunjang biaya operasional yayasan, Ummi Farida juga menerapkan strategi yang unik dan berwawasan lingkungan hidup yakni dengan menerapkan infaq sampah. Murid-murid di KB dan TK dihimbau untuk mengumpulkan sampah yang bisa didaur ulang dari rumahnya masing-masing, kemudian dapat dibawa ke sekolah untuk ditaruh di tempat yang telah disediakan secara terpisah. Sampah botol plastik, sampah kertas/kardus dan sampah botol kaca dipisahkan satu dengan yang lain. Indaq sampah daur ulang tersebut kemudian diantarkan ke Bank Sampah yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Hasil dari penukaran ke Bank Sampah tersebut digunakan untuk operasional dari yayasan.
Bunda Ketua Aisyiyah Barsel ini juga menjadi teladan dalam capaian prestasi. Ummi Farida berhasil menorehkan prestasi dalam lomba MTQ KORPRI tingkat Nasional dan Provinsi kategori Seni Kaligrafi Kontemporer. Kesungguhan, Keseriusan, Ketulusan dan Keikhlasan telah menghantarkan beliau menjadi sosok teladan yang penuh kahangatan bagi kerabat, anak didik dan setiap orang yang mengenalnya. Benih kebaikan yang disemai Ummi Farida telah menjadi secercah cahaya yang terus menginspirasi bagi setiap orang untuk selalu berbuat kebaikan tanpa kenal lelah. (Aziz)
Simak Program Inspirasi Indonesia TVRI Nasional berjudul “Hangat Pelukan Ummi” melalui link berikut (jika masih bisa diakses):
https://m.vidio.com/watch/8279177-inspirasi-indonesia-18-juli-2024 atau
https://www.indihometv.com/tvod/tvri/1721287800/1721289600/22681119/inspirasi-indonesia
Tidak ada komentar