Page Nav

HIDE

Pages

Ads Place

https://www.uhamka.ac.id/reg

Istiqomah, dalam Pelayanan dan Dakwah

RS Islam PKU Muhammadiyah Palangka Raya pada hari Ahad, 18 Dzulqa’dah 1445 H/ 26 Mei 2024 M mengelar pengajian rutin bulanan di mesjid Al- I...


RS Islam PKU Muhammadiyah Palangka Raya pada hari Ahad, 18 Dzulqa’dah 1445 H/ 26 Mei 2024 M mengelar pengajian rutin bulanan di mesjid Al- Insan Lantai III. Pada kesempatan ini turut berhadir H. M. Zuhri,.S.HI.,M.Pd., (selaku penceramah),. Drs. H. Mukctar, M.Si (selaku BPH RS),. dr. Lia Indriana (Direktur RS Islam PKU Muhammadiyah Palangka Raya), Dr. H. Jairi,.M.Pd (Wadir Keuangan, Umum dan Kemuhammadiyahan), dr. Sulis Tiyaningsih, Sp.KK (selaku wadir Yanmed), dan para karyawan, serta pengunjung dan keluarga pasien. 

Acara tersebut mengambil tema “Kurban sebagai wujud dari keikhlasan, dan pengorbanan yang sempurna.”

Drs. H. Muchtar, M.Si (BPH RS) menyebut dengan adanya kajian atau pengajian ini, harapannya bisa menambah ilmu dan lebih menambahkan ketaqwaan serta dengan adanya kajian seperti ini bisa menjadi ajang silaturahim dengan sesama – sama. “Apalagi RS kita adalah RS Islam yang misi utamanya setiap pelayanan terdapat nilai dakwah, maka kajian atau pengajian terus dilakukan sehingga dengan ada pemahaman agama yang baik bisa kita terapkan didalam memberikan pelayanan kepada masyarakat (pasien dan keluarga).” ujarnya.  

Dalam materi ceramahnya, H. M. Zuhri, menyampaikan bahwa berkurban adalah ibadah yang paling dicintai Allah SWT pada hari raya qurban dan hari tasyrik. Melalui berkurban, kita dididik agar menjadi orang yang mampu menyembelih nafsu hewani. bukankah kita merupakan makhluk Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang paling sempurna, paling mulia di antara makhluk yang lain.

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam "Tidak ada amalan yang diperbuat manusia pada hari raya qurban yang lebih dicintai Allah selain menyembelih hewan. sesungguhnya, hewan kurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulu, dan kuku-kukunya. sesungguhnya, sebelum darah kurban itu mengalir ke tanah, pahalanya telah diterima di sisi Allah. oleh karena itu, tenangkanlah jiwa dengan berkurban." (HR. Tirmidzi).

“Adakah di antara umat Islam yang ”merasa miskin” atau malahan ”memiskinkan diri” sehingga tidak melaksanakan kurban? Sungguh ironis! Ada di antara muslim yang sudah shalat, tetapi lebih memilih menggunakan sebagian uangnya untuk membeli rokok daripada ditabungkan untuk berkurban! Ini berarti bahwa mereka telah "memiskinkan diri." Apakah tindakannya itu tidak berarti telah menzalimi diri sendiri” ujarnya.

Muslim yang berkurban dalam rangka bersyukur, pasti menjadi rahmatan lil'alamin. Tidak hanya sesama muslim yang memperoleh keikhlasan (kedamaian) lahir dan batin. Sudah berapa kali kita shalat dan berkurban? Ya, ada di antara kita dengan yang telah shalat berpuluh-puluh tahun, ada yang telah melaksanakan ibadah kurban 20, 25, 30 kali atau lebih. Namun, mungkin ada di antara kita yang dari tahun ke tahun belum pernah merenung ulang tentang kebermaknaan shalat dan berkurban. Akibatnya, yang dilakukannya adalah sekadar rutinitas. 

Buktinya, nafsu hewaninya tetap saja sangat besar! Tindakan korupsi dan haus kekuasaan merupakan contoh yang dengan mudah dapat kita temukan di dalam kehidupan nyata. Apa artinya jika ada di antara umat Islam yang tidak melaksanakan perintah shalat dan berkurban? Bukankah ini berarti bahwa mereka tidak bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala Subhanahu wa Ta’ala? Betapa ruginya mereka! (MF)

Tidak ada komentar

Ads Place