Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Pages

https://www.uhamka.ac.id/reg

Balasan Surga Tidak Semudah Yang Diperkirakan

Banyak diantara manusia manakala melakukan suatu kebaikan, merasa dirinya pasti akan mendapatkan balasan surga. Sehingga menjadi lengah keti...


Banyak diantara manusia manakala melakukan suatu kebaikan, merasa dirinya pasti akan mendapatkan balasan surga. Sehingga menjadi lengah ketika kebaikan-kebaikan yang dia lakukan merasa sudah sangat banyak, tanpa mau memahami apa sesungguhnya yang menjadi ukuran kebaikan itu.

Hal di atas diungkapkan oleh KH. Akmal Thamroh dalam pengajian rutin Majelis Tabligh dan Tarjih Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kotawaringin Timur pada hari Ahad ba'da subuh (18/2/2024). Perngajian rutin tersebut dilaksanakan setiap hari Ahad minggu pertama bulan Qamariyah, bertempat di Masjid Al Muhajirin Kompleks Perguruan Muhammadiyah jalan A. Yani Sampit.

Dalam ceramahnya, Kyai Akmal membahas QS. Al Baqarah ayat 214 dimana Allah SWT berfirman : "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan seperti yang dialami orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan guncangan (dengan berbagai ujian), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata : Kapankan datang pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat."

Menurutnya, ayat  tersebut mengajak kita untuk merenungkan apakah perbuatan baik yang kita lakukan ini akan mengantarkan kita kepada surga. Padahal selama ini dalam melaksanakan kebaikan itu berjalan biasa-biasa saja tanpa ada ujian, berupa penderitaan, kemelaratan dan goncangan. Atau ujian itu datang namun tidak seperti yang menimpa orang-orang terdahulu secara bertubi-tubi hingga mendatangkan rasa kepasrahan total akan datangnya pertolongan Allah.

"Disini lah, patut menjadi renungan kita. Kadang baru diuji dengan sedikit kekurangan harta, kita sudah seperti hampir-hampir putus asa dalam berbuat baik. Sedikit ada kendala waktu dan kesibukan, kita sudah bermalas-malasan dalam beramal shaleh. Padahal inilah ujian keimanan kita. Sungguh sangat jauh ujian yang diberikan oleh Allah kepada kita, dibanding ujian yang diberikan kepada para Rasul dan umat terdahulu. " Sambungnya.

Ada dua hal yang patut kita catat dalam ayat ini. Pertama, Bahwa Allah akan memberikan balasan berupa surga kepada orang-orang yang berbuat baik, hanya jika Allah sudah menurunkan ujian, penderitaan, kemelaratan, dan goncangan kepadanya, untuk melihat apakah perbuatan baiknya itu memang lahir dari keimanan atau hanya sekedar ikut-ikutan saja.

Kedua, apa ukuran-ukuran kebaikan yang dia lakukan itu. Apakah sekedar kebaikan sesuai dengan angan-angannya (pikiranya), sesuai keinginannya, kebaikan berdasar seleranya, ataukah kebaikan yang didasarkan pada perintah Allah dan Rasulnya. 

Ayat 215 dan 216 yang menjadi kelanjutan dari ayat 214 diatas, jelas menekankan bahwa kebaikan-kebaikan yang dilakukan jangan didasarkan pada selera kita, tetapi harus sesuai dengan selera Allah, sebagaimana yang tertuang dalam al-Quran. Sebab boleh jadi Allah memerintahkan kepada kita sesuatu yang berat seperti berperang misalnya (ayat 216), namun kita merasa berperang itu tidak baik karena tidak sesuai dengan selera kita, padalah berperang itulah sesuatu perbuatan yang baik dimata Allah. Tentu saja berperang dalam situasi dan kondisinya.

Begitupun dengan infaq (perintah pada ayat 215), Allah telah memberikan urutan kepada siapa infaq yang paling baik. Yakni kepada orang tua, kemudian keluarga (kerabat), tetangga dekat, anak yatim dan ibnu sabil. Tapi dalam kenyataannya, banyak kasus ketika seorang anak diberikan Allah harta berlimpah, justeru orang tuanya dititip di panti jompo, ditelantarkan dan bahkan ada yang sampai hati mengkasuskan orang tuanya di pengadilan karena hal-hal sepele.

"Itulah kenapa, Allah mengajak kita merenung, pada setiap perbuatan baik yang kita lakukan. Apakah akan mengantarkan kita kepada surga atau tidak. Sebab yang mengetahui baik dan buruknya sesuatu adalah Allah SWT bukan atas selera manusia. " Pungkasnya. [Kz]